Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  #  |  need help ?

kotak hitam

Written By imran rusli on Sunday, November 23, 2008 | 8:10 PM

Hak Masyarakat dan Nasionalisme Butut

Seminggu lalu (kira-kira, saya lupa) saya membaca artikel di Kompas, isinya kegeraman seseorang terhadap kebebasan pers dan nasionalisme. Orang itu mengangkat soal rekaman percakapan di black box (kotak hitam) Adam Air yang bocor ke masyarakat. Menurut dia hal itu sangat tidak etis dan menunjukkan nasionalisme rendah kaum jurnalis.

Dia menyebut pemberitaan tersebut keterlaluan dan tidak mempertimbangkan perasaan keluarga korban, selain membahayakan dunia penerbangan nasional yang sedang mendapat sanksi dari lembaga pengawas penerbangan internasional.

Saya bisa memahami ketakutannya, tapi tak mengerti rasionalitasnya. Menurut saya, rekaman kotak hitam pesawat yang mengalami kecelakaan seharusnya dibuka seluas-luasnya untuk diakses masyarakat agar masyarakat tahu apa yang membuat pesawat tersebut celaka. Saya yakin setiap keluarga pasti ingin mengetahui dengan pasti apa yang membuat nyawa anggota keluarga mereka tercinta terenggut secara tragis. Bukannya melupakannya.

Penyebab kecelakaan pesawat bisa karena cuaca, human error, kerusakan mesin, teknologi di pesawat dan di bandara, atau sabotase/pembajakan. Kecelakaan karena human error, kerusakan mesin atau teknologi tak bisa dimaafkan karena menyangkut pengecekan dan pemeliharaan rutin serta prosedur keselamatan penerbangan yang seharusnya dijalankan secara ketat. Sungguh tak bermoral dan bertanggungjawab bila hal-hal semacam ini ditutupi dari masyarakat, apalagi keluarga korban. Kesalahan dan kelalaian pengusaha, pengelola serta pengawas penerbangan tak seharusnya ditutup-tutupi, apalagi dengan alasan nasionalisme.

Saya jadi bertanya-tanya, nasionalisme seperti apa yang dimiliki orang ini? Dia bersikukuh mendukung penyembunyian segala kebobrokan, kelalaian dan perilaku tak bertanggungjawab yang diperlihatkan orang-orang penerbangan agar kinerja maskapai penerbangan tentap kinclong di mata internasional, agar maskapai penerbangan nasional tak mendapat sanksi dari lembaga pengawasan penerbangan internasional. Dia menoleransi keselamatan ribuan calon penumpang dan penumpang pesawat terbang terancam gara-gara sikap tak bertanggungjawab segilintir orang yang berkompeten di dunia penerbangan asal maskapai penerbangan nasional tetap eksis di dunia. Sungguh absurd dan tak masuk akal. Mungkin bagi dia korban kecelakaan pesawat terbang itu hanya angka, karena itu bisa dilupakan saja.

Saya setuju ilustrasinya tentang gaya peliputan korban tsunami yang terlalu diblow up. Itu benar-benar cita rasa jurnalistik yang rendah. Sama halnya dengan gaya wartawan dalam film Die Hard, yang menayangkan wawancara dengan anak tokoh yang sedang dicari-cari teroris sehingga mengancam keselamatan keluarga tersebut. Tapi untuk kotak hitam lain soal. Isi rekamannya seharusnya dipublikasikan sehingga kita tahu apa sesungguhnya yangmembuat pesawat jatuh, karena itu menyangkut keselamatan kita semua secara personal.
Karena itu, kalau dia geram pada wartawan yang mempublikasikan rekaman kotak hitam tersebut, saya sebagai jurnalis juga geram pada sikapnya, termasuk pada nasionalismenya yang tak keruan itu!

ini tulisan menanggapi artikel di Kompas beberapa bulan lalu tentang harus dirahasiakannya isi kotak hitam (black box)pesawat

0 komentar:

Post a Comment