Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  #  |  need help ?

Memimpikan Calon Independen

Written By imran rusli on Friday, January 16, 2009 | 11:35 PM

Meskipun MK telah memutuskan penggunaan mekanisme suara terbanyak pada Pemilu 2009, keputusan tersebut tak mengubah keputusan calon pemilih. Rani (19), mahasiswa di Padang mengatakan selama calonnya tak independen dan dimunculkan masyarakat dia akan tetap Golput.

“Masalahnya saya tak kenal caleg-caleg yang disodorkan partai-partai politik tersebut, sementara caleg-caleg mantan aleg—anggota legislatif--yang maju lagi sekarang rata-rata saya nilai kinerjanya buruk. Mereka tak peduli rakyat dan hanya memikirkan diri sendiri atau partainya saja, untuk apa memilih caleg kayak gitu, hanya memberi dia pekerjaan, penghasilan, bonus dan tunjangan-tunjangan selama 5 tahun ke depan, enak betul,” katanya.

“Kalau calonnya dari rakyat dan menggunakan mekanisme suara terbanyak, baru saya ikut pemilu, tapi pemilu presdien nanti saya ikut kok, kan pendukung SBY,” kata gadis yang suka membaca Mahatma Gandhi dan Frans Kafka ini sembari tertawa.

Senada dengan Rani yang merupakan pemilih pemula, Bastian (28) yang pada pemilu 204 juga golput menyatakan hal yang sama. “Caleg dari partai politik umumnya bekerja untuk partai politik yang mengusungnya, bukan untuk rakyat antah berantah yang tak dikenalnya, meski suara mereka telah mendudukkan dia di dewan. Makanya tak ada aspirasi rakyat yang diperjuangkan caleg-caleg semacam itu, sehingga rakyat tetap harus menggunakan parlemen jalanan agar suaranya didengar, atau kalau perlu teriak-teriak di depan kantor dewan,” kata wirausahawan muda yang bolak-balik Padang Jakarta tiap minggu.

Tapi konstitusi tidak memungkinkan calon independen. “Sekarang, UU kan bisa diamendemen, buktinya untuk calon eksekutif sudah bisa diterapkan, bahkan sudah ada yang menang. Satnya mereformasi DPR dan DPRD,” tegasnya. ran

3 komentar:

Anonymous said...

Batua kecek adiak kito si Reni tu ma. Ambo pun kalau nanti pamilu akan mancoblos sado alahe gambar caleg. Kalau pamilu presiden ambo piliah PS. Salam kenal, da. Silahkan bakunjuang ka blog ambo.

Anonymous said...

Salam, saya nemu blog Anda secara kebetulan via Kompasiana. Btw, saya tertarik dgn foto2 beserta caption/teks/keterangan mengenai foto2 tsb. Salah satu judul foto tsb (ember tumpah) mengundang saya utk tersenyum. Apa memang arena bermain itu dinamakan demikian?

imran rusli said...

tq alris, pasti ambo batamu ka blog alris.

mbah md, emang gitu namanya, yang di jakarta juga, he he emang menggampangkan sekali ya? datanglah ke mifan, nikmatinya embernya, pasti deh nggak ember he he. maaf saya baru balas sekarang, baru balik dari mentawai

Post a Comment