Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  #  |  need help ?

Yang Royal Yang Terkapar

Written By imran rusli on Friday, January 16, 2009 | 11:30 PM

Bukan rahasia lagi bahwa parpol itu telah menjalankan peran sebagai kendaraan politik, karena konstitusi memang menyaratkan demikian, tapi berkat kreativitas praktisi partai, kendaran politik ini telah berubah menjadi bukan sekedar kendaraan, ada yang berkembang menjadi kendaraan politik super eksekutif, eksekutif, kelas bisnis, ekonomi, meski tetap banyak yang biasa-biasa saja. Seperti umumnya kendaraan, partai adalah mesin yang membutuhkan bahan bakar, dengan jenis yang tertentu pula. Makin ekslusif dan mewah kendaraannya, makin mahal harga bahan bakarnya, otomatis makin tinggi pula tarifnya.

Nah, caleg yang ingin duduk di bangku paling sexy, mau tak mau harus membayar lebih mahal—bahkan kalau berhasil sampai di tujuan pun masih ada kompensasi susulan dan rutin yang harus dibayarkannya ke partai yang telah mengusungnya. Beberapa caleg yang kami temui membenarkan sinyalemen ini.

Ironisnya, di Mentawai ada caleg yang telah mengeluarkan dana untuk semua caleg lainnya dengan perjanjian, berapapun perolehan mereka—kecuali melebihi 30 persen--semua suara harus dilimpahkan kepada caleg pemberi modal saja. “Kasarnya, caleg yang lain itu bekerja untuk dia,” kata sumber kami staf KPU Mentawai yang minta namanya tak usah disebut. Sekarang dengan keputusan MK yang memenangkan aspirasi masyarakat banyak ini, caleg ‘cukong suara’ itu langsung terhenyak, meski tak mengganggu deal politiknya, keputusan MK tersebut mengurangi arti upaya kerasnya, di samping munculnya kekuatiran pembelotan ‘caleg karyawannya’ karena berhasil mendapatkan suara terbanyak. ran

0 komentar:

Post a Comment